BARISAN DAN DERET

A) barisan dan deret aritmatika

Barisan dan deret ini tidak bisa dipisahkan karena memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Sederhananya, barisan artimetika adalah bilangan dengan pola yang tetap berdasarkan operasi penjumlahan dan pengurangan. Sementara itu, deret aritmetika adalah jumlah n suku pertama barisan aritmetika.

Aritmetika (kadang salah dieja sebagai aritmatika, berasal dari bahasa Yunani αριθμός – arithmos = angka) atau dulu disebut ilmu hitung merupakan cabang (atau pendahulu) matematika yang mempelajari operasi dasar bilangan. Oleh orang awam, kata “aritmetika” sering dianggap sebagai sinonim dari teori bilangan. Silakan lihat angka untuk mengetahui lebih dalam tentang teori bilangan.

Barisan aritmetika ini dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.

a

a+b 

a+2b

a+3b

Lebih lanjut, selisih antara nilai suku-suku saling berdekatan dan selalu sama, yaitu b. Misalnya:

Un – U(n-1) = b

Sebagai contoh baris 1, 3, 5, 7, 9, merupakan baris aritmetika dengan nilai:

b = (9 – 7) = (7 – 5) = (5 – 3) = (3 – 1) = 2

Sementara itu, deret aritmetika adalah suatu penjumlahan antar suku-suku dari sebuah barisan aritmetika. Untuk penjumlahan dari suku-suku pertama hingga suku ke-n barisan aritmetika tersebut bisa dihitung sebagai:

Sn = U1 + U2 + U3 + …. + U(n-1)

atau

Sn = a + (a + b) + (a + 2b) + …. + (a + (n – 2)b) + (a + (n – 1)b)

Apabila yang diketahui hanya nilai a, suku pertama serta nilainya merupakan suku ke-n, jadi nilai deret aritmetikanya adalah:

Sn = n/2(a + Un)

1. Beda : Beda, dalam suku barisan aritmetika, merupakan selisih dua suku. Misal b adalah beda antar suku, secara matematis dapat ditulis sebagai berikut b = an - an - 1

2. Suku tengah ialah suku yang berada di tengah-tengah barisan aritmetika jika banyaknya barisan suku berupa ganjil.

Rumus barisan aritmatika

Rumus untuk menentukan suku ke-n dari barisan aritmetika:

Un = a + (n – 1)b atau Un = Un-1 + b

Selain mencari rumus suku ke-n, adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai tengah dari sebuah barisan aritmetika, yakni:

Ut = ½ (a + Un)

Keterangan:
Un = suku ke-n
a = U1
Un-1 = suku sebelum suku ke-n
b = beda

Rumus derer aritmatika

Untuk lebih jelasnya, berikut rumus deret aritmetika, yakni:

Sn = n/2 (a + Un) = n/2(2a + (n – 1)b)

Berdasarkan rumus tersebut, dapat ditemukan suku ke-n dengan cara berikut ini, yaitu:

Un = Sn – Sn-1

Keterangan:
Un = suku ke-n
a = U1
Un-1 = suku sebelum suku ke-n
b = beda

Contoh soal barisan dan deret aritmatika

Soal 1
Suatu bentuk deret aritmetika adalah 5, 15, 25, 35, …. Berapakah jumlah 10 suku pertama dari deret aritmetika tersebut?

Diketahui:
n = 10
U1 = a = 5
b = 15 – 5 = 25 – 15 = 10

Jawaban:
Sn = (2a + (n-1) b )
S10 = ( 2. 5 + (10 -1) 10)
= 5 ( 10 + 9.10)
= 5 x 100 = 500
Jadi, jumlah S10 dalam deret aritmetika tersebut, yakni 500.

Soal 2
Diketahui suatu deret aritmetika dengan suku pertamanya adalah 10 dan suku ke-enam adalah 20. Lalu, tentukan:

Beda deret aritmetika tersebut.
Tuliskan deret aritmetika tersebut.
Jumlah enam suku pertama dari deret aritmetika tersebut.

Jawaban:

Beda deret aritmetika tersebut, yaitu:
Un = a+(n-1)b
U6= a+(6-1) b
20= 10+(5)b
b= 10/5 = 2
Jadi, beda deret aritmetika tersebut adalah 2.

Deret aritmetikanya, yaitu:
10+12+14+16+18+20+…+Un

Jumlah suku keenam, S6 adalah:
Sn =n/2 (2a+(n-1) b)
S6= 6/2 (2.10+(6-1) 2)
=3(20+10)
=90
Jadi, jumlah suku keenam deret tersebut adalah 90.

Soal 3
Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …

Diketahui:
a = 7
b = -2

Jawaban:
Un = a + (n – 1)b
U40 = 7 + (40-1)(-2)
= 7 + 39 . (-2)
= 7 + (-78)
= – 71
Jadi, suku ke-40 barisan aritmetika tersebut adalah –71.

B) barisan dan deret geometri

Barisan geometri adalah pola bilangan atau urutan bilangan yang memiliki perbandingan atau rasio tetap antarsukunya. Contohnya seperti pada pembelahan amoeba, di mana satu amoeba akan membelah diri menjadi dua, dua amoeba akan membelah diri menjadi empat, dan seterusnya. Jika dinyatakan sebagai barisan geometri, akan menjadi 1, 2, 4, 8, 16, 32, dan seterusnya. Bilangan 1, 2, 4, 8, …, n disebut sebagai suku atau penyusun barisan. Secara matematis, suku dilambangkan sebagai Un (suku ke-n). Sementara itu, nilai perbandingan antara Un+1 dan Un disebut sebagai rasio. Secara matematis, rasio dilambangkan sebagai r. nilai rasio tidak selalu r > 1, ya. Jika nilai sukunya semakin mengecil, sudah pasti rentang rasionya r < 1. Suku pertama (U1) pada barisan geometri dilambangkan sebagai a.

Rumus barisan geometri

Secara matematis, rumus suku ke-n barisan geometri adalah sebagai berikut.

Dengan ketentuan:

Un = suku ke-n;

a = suku ke-1 atau U1

n = letak suku yang dicari; dan

r = rasio atau perbandingan antara Un+1 dan Un.

Rumus deret geometri untuk r > 1

Jika r > 1, rumus deret geometrinya dinyatakan sebagai berikut.

Dengan:

Sn = jumlah n suku barisan geometri;

a = suku ke-1 atau U1

n = letak suku yang dicari; dan

r = rasio atau perbandingan antara Un+1 dan Un.

Rumus deret geometri untuk r <1 

Jika r > 1, rumus deret geometrinya dinyatakan sebagai berikut.

Dengan:

Sn = jumlah n suku barisan geometri;

a = suku ke-1 atau U1

n = letak suku yang dicari; dan

r = rasio atau perbandingan antara Un+1 dan Un.

Rumus deret geometri tak hingga konvergen

Deret geometri tak hingga konvergen adalah jumlah barisan geometri yang banyaknya tak hingga dengan nilai yang terus mengecil. Secara matematis, rumus deret geometri tak hingga konvergen adalah sebagai berikut.

Contoh deret geometri tak hingga konvergen adalah saat kamu menjatuhkan bola dari ketinggian tertentu. Semakin lama, ketinggian bola akan berkurang hingga kemudian berhenti.

Rumus deret geometri tak hingga divergen

Divergen artinya menyebar, sehingga deret geometri tak hingga divergen adalah jumlah barisan yang banyaknya tak hingga dengan nilai yang terus membesar. Oleh karena nilainya yang terus membesar tanpa ada batas tertentu, maka rumus deret geometri tak hingga divergen tidak bisa ditentukan karena S = ∞.

Contoh Soal Barisan Geometri

Diketahui suatu deret geometri berikut.

Berapakah nilai suku ke-15?

Pembahasan:

Mula-mula, kamu harus mencari rasio dari barisan pada soal.

Dengan demikian, suku ke-15 bisa dicari dengan rumus berikut.

Jadi, suku ke-10 nilainya adalah x16.384.

Contoh Soal Deret Geometri

Farhan memiliki seutas tali. Lalu, tali tersebut dipotong menjadi 5 bagian dengan ketentuan, setiap potongan merupakan kelipatan potongan sebelumnya dan nilai kelipatan itu selalu tetap. Potongan tali yang paling pendeknya adalah 3 cm dan potongan tali terpanjangnya 243 cm. Berapakah panjang tali mula-mula?

Pembahasan:

Diketahui:

U1 = a = 3 cm

U5 = 243

Ditanya: Sn =…?

Jawab:

Mula-mula, kamu harus mencari rasio setiap potongan tali tersebut menggunakan SUPER “Solusi Quipper” berikut.

Lalu, tentukan panjang tali menggunakan rumus deret geometri untuk r > 1.

Jadi, panjang tali Farhan mula-mula adalah 363 cm atau 3,63 m.

C) bunga, penyusutan, pertumbuhan dan peluruhan

r = 2 %

t =  4 bulan

Sehingga, besarnya bunga untuk setiap bulan dihitung dengan:

dan jumlah uang yang harus dikembalikan setelah 4 bulan;


Bunga majemuk

Bunga majemuk yaitu, bunga yang dihitung menurut jumlah modal yang dipakai ditambahkan dengan akumulasi bunga yang telah terjadi. bunga majemuk ini sering disebut dengan bunga berbunga, bunga majemuk dapat dihitung dengan menggunakan deret geometri.

Misalkan, Modal Sejumlah M0, akan diberlakukan bunga majemuk,dengan tingkat suku bunga i (dalam persentase) per periode waktu. Besarnya modal saat periode ke-t (Mt) bisa dihitung dengan cara:

Sehingga, rumus untuk besar modal pada periode ke-t dengan bunga majemuk yaitu;

keterangan;

Mt = modal pada akhir periode – t

M0 = modal awal

i = tingkat suku bunga

t = periode

Contoh soal

Sebuah bank swasta memberikan pinjaman kepada nasabahnya sebesar Rp. 6.000.000 dengan perhitungan bunga majemuk 3% per tahun. berapakah modal yang harus dikembalikan nasabah tersebut setelah 1 tahun?

Jawab:

M0 = Rp. 6.000.000

i = 3% = 0,03

t = 12 bulan

Modal yang harus dikembalikan setelah 1 tahun /12 bulan yaitu:


geometri (eksponensial). Peluruhan misalnya, peluruhan zat radioaktif dan penurunan harga jual mobil.

Rumus peluruhan linear;

Rumus peluruhan eksponensial;

Keterangan;

Pn = nilai besaran setelah n periode

P0 = nilai besaran pada awal periode

b = tingkat peluruhan

n = banyaknya periode pertumbuhan

Contoh Soal

Sebuah bahan radioaktif, mulanya berukuran 150 gram mengalami reaksi kimia sehingga mengalami penyusutan sebanyak 3% dari ukuran sebelumnya setiap 4 jam secara eksponensial. Tentukanlah ukuran bahan radioaktif tersebut setelah 1 hari!

Jawab:

P0 = 100 gram

b = 3% = 0,03

Setelah 1 hari, maka ukuran radioaktif tersebut;



1. Pengertian Anuitas

Pengertian Bunga

Firstly, apa itu bunga? Bunga merupakan imbalan jasa dari bank atau koperasi kepada nasabah atas jasanya menyimpan uang di bank atau koperasi kepada peminjam atas pinjaman yang diperolehnya. Thus, bunga dikenakan bagi siapa saja yang melakukan kegiatan menabung maupun meminjam. In fact, terdapat dua macam jenis bunga yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Apa sih perbedaannya? Dibawah ini akan kita cari tahu bersama tentang apa itu bunga tunggal dan apa itu bunga majemuk.

2. Bunga Tunggal

Pengertian Bunga Tunggal

Bunga tunggal merupakan imbalan jasa bunga simpanan yang dihitung berdasarkan modal pokok pinjaman atau modal awal simpanan. Consequently, bunga tunggal merupakan contoh aplikasi barisan aritmatika. To clarify, ketika seseorang menabung atau meminjam uang di bank, maka bunga akan dihitung berdasarkan tabungan awal atau pinjaman awal. For instance, sesorang menabung uang sebesar Rp10.000.000,00 dan persentase bunga sebesar 3%, So, dia akan mendapatkan sebesar bunga 3% x Rp10.000.000,00 yaitu Rp300.000,00 per tahunnya. Terdapat beberapa case terkait bunga tunggal. As a result, kita membutuhkan rumus untuk meyelesaikannya. Dibawah ini akan dijelaskan bagaiman rumus yang digunakan pada bunga tunggal.

a. Rumus Bunga Tunggal

Rumus Bunga Tunggal

Gambar di atas memparkan rumus yang dipakai dalam bunga tunggal. Certainly, untuk menggunakan rumus tersebut kita harus mengetahui beberapa unsur yang diperlukan. Firstly, Mn yaitu nilai modal simpanan atau pinjaman periode ke-nSecondly, M0 adalah nilai modal awal simpanan atau pinjaman. Thirdly, i adalah persentase bunga simpanan atau pinjaman. Last, n adalah periode pembungaan. In fact, rumus bunga tunggal sama dengan rumus barisan aritmatika dan pertumbuhan aritmatika. In other words, bunga tunggal merupakan aplikasi barisan aritmatika seperti yang telah disampaian di sebelumnya.

Baca juga materi Soal & Pembahasan Barisan dan Deret Aritmatika Kelas 11

b. Latihan Soal dan Pembahasan Menentukan Total Pinjaman yang Harus Dikembalikan pada Bunga Tunggal

LSP Bunga Tunggal

Setelah mengetahui apa itu bungga tunggal dan bagaimana rumusnya, kini kita akan berlatih soal terkait bunga tunggal. Soal tersebut yaitu tentang seseorang yang ingin meminjam uang untuk modal usahanya. Then, pinjaman tersebut dikenai jasa 2% dari pinjaman awal. Dia ingin melunasinya selama 6 bulan. So, pertanyaannya adalah, berapa total pengembalian yang harus dia bayar?

Thus, kita akan menggunakan rumus bunga tunggal karen atelah dijelaskan bahwa bunganya adalah dari pinjaman awal. So, kita telah mengetahui beberapa unsur yaitu modal awal atau M0, persentase bunga atau i, dan lama atau periode pembungaan atau nAfter that, kita subtitusikan nilai-nilai tersebut ke dalam rumus bunga tunggal. Finally, kita dapatkan total pengembalian yang harus dibayarkan yaitu sebesar Rp5.600.000,00.

C. Video Pembahasan

In addition, untuk pembahasan yang lebih jelas dan detail dapat dilihat di video berikut. Happy watching!

3. Bunga Majemuk

Bunga Majemuk

Jenis kedua bunga adalah bunga majemuk. Bunga majemuk merupakan imbalan jasa bunga simpanan yang dihitung berdasarkan modal pinjaman atau simpanan pada periode bunga berjalan. Consequently, dengan definisi tersebut kita dapat mengatakan bahwa bunga majemuk merupakan aplikasi barisan geometri.

Baca juga materi Contoh Soal Barisan dan Deret Geometri Kelas 11

a. Rumus Bunga Majemuk

Rumus Bunga Majemuk

Karena bunga majemuk merupakan aplikasi dari barisan geometri maka, rumus yang digunakan sama dengan pertumbuhan geometri. Thus, dalam menghitung bunga majemuk kita harus memperhatikan beberapa unsur. For example, simpanan atau pinjaman awal, simpanan atau pinjaman pada periode ke-n, persentase bunga dan lama atau periode pembungaan.

b. Latihan Soal dan Pembahasan Menentukan Persentase Bunga pada Bunga Majemuk

LSP Bunga Majemuk

Gambar di atas merupakan contoh soal yang menggunkan prinsip bunga majemuk. Diketahui bahwa sesorang menabung di bank sebesar sekian juta. After that, ternyata jumlah tabungannya bertambah dalam 2 bulan. Dia ingin mengetahui berapa persen bunga pada tabungannya apabila bunga yang digunakan adalah bunga dengan sistem bunga majemuk. Firstly, kita tulis apa yang diketahui dalam soal. Then, subtitusikan nilai tersebut ke dalam rumus bunga majemuk. After that, hitung dengan teliti. Last, kita dapatkan nilai i atau persentase bunga majemuk pertahunnya yaitu sebesar 1%.

c. Video Pembahasan

Moreover, untuk penjelasan lebih lengkap dan detail bisa dilihat dalam video berikut. Happy learning!

B. Anuitas

1. Pengertian Anuitas

Pengertian Anuitas

Anuitas mungkin menjadi kalimat yang belum familiar di telinga kita. But, kegiatan yang menggunakan prinsip anuitas malah lebih sering kita dengar. For example, kredit mobil, kredit sepeda motor, KPR, asuransi, dan lainnya. Sebenarnya, apa itu anuitas? anuitas didefinisikan sebagai rangkaian pembayaran atau penerimaan yang sama jumlahnya dan harus dibayarkan atau harus diterima pada tiap akhir periode atas sebuah pinjaman atau kredit. Terdapat dua jenis anuitas, yaitu anuitas pasti dan tidak pasti.

2. Konsep Anuitas

Konsep Anuitas

Terdapat tiga komponan perhitungan anuitas yaitu besar pinjaman, besar bunga, jangka waktu dan jumlah periode pembayaran. In addition, anuitas yang diberikan secara bertahap mempunyai dua fungsi yaitu membayar bunga atas hutang dan mengangsur ata sbunga itu sendiri. Thus, konsep anuitas adalah bunga atas hutang ditambah dengan angsuran hutang.

3. Rumus Anuitas

Rumus Anuitas

Latihan Soal dan Pembahasan

a. Menentukan Besar Angsuran

LSP Anuitas

Seseorang akan membeli sebuah rumah dengan anuitas tahunan Rp20.000.000,00. Harga rumah tersebut adalah Rp200.000.000,00 dengan suku bunga pertahun adalah 5%. So, dia ingin menghitung besar angsuran pada tahun kelima. Ingat! tulis yang diketahui pada soal yaitu harga harga pokok, anuitas tahunan, persentase bunga dan periode. After that, subtitusikan ke dalam rumus mencari besar angsuran. Then, hitung dengan teliti. Finally, kita dapatkan hasil bahwa besar anguran tahun kelima pembelihan rumah tersebut adalah sebesar Rp12.150.000,00.

DAFTAR PUSTAKA 

https://lupincourse.com/bunga-tunggal-majemuk-dan-anuitas/

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/barisan-dan-deret-geometri/

https://www.gramedia.com/literasi/barisan-aritmetika/amp/




Komentar

Postingan populer dari blog ini

turunan fungsi aljabar

integrasi fungsi aljabar